Sabtu, 26 Mei 2012

Tertawa Itu Kaya

Judul: Who Wants To Be A Smiling Investor
Penulis: Lukas Setia Atmaja & Thomdean
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia, 2011
Tebal: xii + 235 halaman
ISBN: 978-979-91-0313-0

Sejarah sering melupakan peran dunia kartun sebagai guru pengetahuan, yang membuat dunia sulit menjadi mudah, yang rumit menjadi menjadi sederhana dan kocak, tetapi memberikan inspirasi untuk membangun kehidupan.
Oleh Garin Nugroho.

                Simaklah dunia komik superhero dari Flash Gordon hingga Superman yang memberikan inspirasi kepahlawanan hingga imaji tentang teknologi ruang angkasa. Kartun Doraemon, menurut riset, memberikan identitas masyarakat Jepang senantiasa melahirkan teknologi yang efesien dan efektif, layaknya kantong Doraemon.
                Oleh karena itu, jangan kaget, buku ini menggunakan kartun sebagai media untuk memberikan inspirasi cara berinvestasi saham secara bijaksana, efesien, dan efektif dalam bahasa yang kocak.
Tertawa berpengetahuan
                Tertawa adalah cermin terbesar peradaban masyarakat. Maka, dalam masyarakat yang sehat dan produktif, semua peran dunia tertawa, dari kartun hingga pertunjukan komedi, senantiasa diolah secara serius layaknya peradaban itu sendiri.
                Buku kartun investasi pertama ala Indonesia ini memberikan pengetahuan bagi pembaca, yakni konsep-konsep dasar, elaborasi, analisis, dan kiat-kiat. Sebutlah perbandingan pengetahuan sederhana, antara konsumsi dengan investasi, disertai contoh dari kehidupan sehari-hari local Indonesia, sehingga efektif. Inilah metode berbagai pengetahuan yang diolah serius, ditampilkan secara nakal dan kocak.
                Lewat kecerdikannya, penulis mengolah bahasa gaul sebgai ruang pengetahuan yang menjadi daya pengetahuan dan daya hidup masyarakat. Dengan demikian, cara mudah belajar investasi saham ini mempunyai daya hidup dalam beragam ruang gaul, baik politik, sosial maupun budaya. Ini terlihat dari gejala-gejala yang ditampilkan, dari “kartun instruksi” hingga kartun “ponari, obat manjur segala penyakit”. Buku ini juga menjadi petualangan bahasa gaul, bahkan juga pelesetan, seperti kata “ The Three Mas Kentheeer”.
                Meski kocak dan dijamin mengendurkan stress, buku ini mampu menjadikan pembaca seperti layaknya pejalan kaki di sebuah kota metropolitan besar yang mendapatkan peta praktis menuju tujuannya. Pembaca akan mendapatkan deskripsi istilah-istilah yang rumit dan asing dalam beragam perspektif investasi saham, yang diolah dalam bahasa sederhana, disertai contoh kasus. Istilah-istilah yang biasanya membuat kening berkerut, seperti price earning ratio (PER) atau return on equity (ROE), tidak hanya dijelaskan artinya, tetapi juga disampaikan maknanya dalam konteks sehari-hari.
                Tanpa terasa menggurui, penulis meletakkan beragam moto dan wejangan para praktisi hingga filsuf ekonomi dalam kaitan dengan saham secara pendek, singkat tetapi inspiratif dan memberikan dorongan bertindak, serta mengandung pemecahan masalah. Seperti wejangan William Sharpe, pemenang Nobel Bidang Ekonomi 1992(hlm 97), atau simak petuah Warren Buffet(antara lain hlm 35, hlm 135).
                Dengan kata lain, buku ini mempunyai dua peran penting: mampu membagi pengetahuan dan menghidupkannya dalam beragam ruang sosial di negari ini dengan jenaka. Simak bagian tentang takhayul, seperti Friday 13th effect (hlm 201) dan Chinese numerology effect (hlm 202).
Transformasi teori ke kartun
                Tampak bahwa tantangan dalam membuat buku ini adalah dalam proses kreatif mentrasformasi teori-teori finansial yang rumit dari Lukas Setia Atmaja, dosen Finansial Prasetiya Mulya Business School, menjadi kartun lewat goresan Thomdean dari sindikasi kartunis www.jokersyndicate.com. Sesekali memang terasa ada kepincangan. Pada saat kartun menjadi media yang menjelaskan dengan sederhana dan tepat situasi yang terjadi, seperti deskripsi kenaikan harga saham yang digambarkan dengan orang bermain yoyo sambil naik tangga. Namun, adakalanya kartum muncul berlebihan , menjelaskan yang sudah jelas. Ini, misalnya, tampak dalam penggambaran sosok yang sudah jatuh dari gedung tinggi dan masih terlindas buldoser.
                Proses tarik –menarik antara dunia finansial yang masih rumit dan kartun yang ringan masih terasa naik-turun di buku ini. Apakah kartun menjadi bagian integral dari pengetahuan yang hendak disampaikan atau sekedar ilustrasi untuk memberikan kesan ringan dan mengistirahatkan mata? Dalam beberapa bagian, buku ini juga tidak sesuai janjinya lewat penampilan yang kocak karena pembaca toh masih disodori table dan dituntut untuk menghintung sebagaimana alam dari dunia finansial. Selain itu, untuk sebuah buku panduan awam, keberadaan indeks akan sangat membantu.
                Seorang teman berolok-olok, buku yang baik seharusnya mampu membawa pembaca layaknya mengalami perjalanan menjadi seorang samurai. Di sini, pembaca mendapatkan sebuah perjalanan pengetahuan, mengalami kasus-kasus kehidupan, meraih kiat-kiat, melakukan rangkuman jurus-jurus dan nilai-nilai dalam setiap tahap, disertai wejangan-wejangan yang tidak menggurui.
                Penggunaan media kartun untuk menjelaskan finansial membuka ruang bagi remaja, ibu rumah tangga, wirausaha kecil dan menengah, hingga mereka yang tidak akrab dengan jargon-jargon pasar modal dan ekonomi untuk masuk ke dalam dunia investasi tanpa kesasar.
                Buku Who Wants To Be A Smiling Investor memang tidak menjanjikan menjadi kaya itu mudah, tetapi kita bisa belajar mencari uang lewat dunia saham sambl tertawa karena tertawa itu sehat, berpengetahuan dan kaya.

GARIN NUGROHO
Budayawan


Sumber: (Koran KOMPAS, Minggu, 9 Oktober 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar